Selasa, 24 Maret 2015

Renungan menyambut kematian




Inilah di antara tulisan terbaik Syekh Ali Thanthawi Mesir Rahimahullah:

Pada saat engkau mati, janganlah kau bersedih. Jangan pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, karena kaum muslimin akan mengurus jasadmu.


Mereka akan melucuti pakaianmu, memandikanmu dan mengkafanimu lalu membawamu ke tempatmu yang baru, kuburan.

Akan ada banyak orang yang mengantarkan jenazahmu bahkan mereka akan meninggalkan pekerjaan nya untuk ikut menguburkanmu.

Barang barangmu akan dikemas; kunci kuncimu, kitab, koper, sepatu dan pakaianmu. Jika keluargamu setuju barang2 itu akan disedekahkan agar bermnfaat untukmu.

Yakinlah; dunia dan alam semesta tidak akan bersedih dg kepergianmu.


Ekonomi akan tetap berlangsung!
Posisi pekerjaanmu akan diisi orang lain. Hartamu menjadi harta halal bagi ahli warismu. Sedangkan kamu yg akan dihisab dan diperhitungkan dari hartamu!
Orang yg mengenalmu sekilas akan mengatakan, kasihan.
Kawan2mu akan bersedih beberapa jam atau beberapa hari lalu mereka kembali seperti sediakala dan tertawa tawa!
Di rumah ada kesedihan yg mendalam! Keluargamu akan bersedih seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, dan mungkin hingga setahun??
Selanjutnya mereka meletakkanmu dalam arsip kenangan!
Dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai, Akhirat!!
Apa persiapanmu untuk kuburmu dan Akhiratmu??
Hakikat ini memerlukan perenungan.
Usahakan dengan sungguh2;
Menjalankan kewajiban kewajiban, hal-hal yg disunnahkan, sedekah rahasia, merahasiakan amal shalih,
shalat malam,
Andai engkau mengingatkan manusia dengan tulisan ini insyaAllah pengaruhnya akan engkau temui dalam timbangan kebaikanmu pada hari Kiamat



Kesedihan atasmu ada 3;


Demikianlah "Kisahmu telah berakhir di tengah2 manusia".


Telah musnah kemuliaan, harta, kesehatan, dan anak. Telah engkau tinggalkan rumah, istana dan istri tercinta. Kini hidup yg sesungguhnya telah dimulai.

Pertanyaannya adalah:


Semoga saja engkau selamat.

Senin, 09 Maret 2015

Ketika aku menjadi ibu




suatu hari ketika saya sudah menjadi ibu dari anak-anak yang sholeh dan sholeha
saya tidak mau menuntut hingga sampai mendoktrinasi pikiran nya seperti orang tua kebanyakan jaman sekarang, seperti (terjebak dalam ideologi masyarakat) yang saya alami dalam hidup saya.

akan saya ajak mereka melihat alam semesta ciptaan Tuhan yang maha menyukai keindahan

mengajarkan penting nya mengasihi dan menghargai satu sama lain. bukan hanya bersimpati mereka juga harus Empati (menyelami perasaan orang lain)

penting untuk meminta maaf dan memaafkan serta mengucapkan tolong juga terimakasih di setiap perbuatan

Memberitahunya bahwa semua manusia sama di mata sang Pencipta kecuali di bedakan oleh perilaku 

tidak akan membiarkan mereka terus di pangkuan, melainkan harus berada di atas kaki mereka sendiri. tentu selalu siap membantu mereka menentukan arah hidup nya

saya akan menyiapkan semua nya, sampai saya tidak lagi di sisi nya

Saya sudah menyiapkan itu bahkan sebelum mereka lahir, sebelum saya menikah dengan ayah nya, dan saat masih menjadi tanggung jawab orang tua saya

 ingin tahu apa yang saya siapkan? ialah kebiasaan baik :)

denpasar, 9 maret 2015

Selasa, 03 Maret 2015

Rindu (puisi fav dibuku laskar pelangi)


Cinta benar-benar telah menyusahkanku
Ketika kita saling memandang saat sembahyang rebut
Malamnya aku tak bisa tidur karena wajahmu tak mau pergi dari kamarku
Kepalaku pusing sejak itu…

Siapa dirimu?
Yang berani merusak tidur dan selera makanku?
Yang membuatku melamun sepanjang waktu?
Kamu tak lebih dari seorang anak muda pengganggu!
Namun ingin kukatakan padamu
Setiap malam aku bersyukur kita telah bertemu
Karena hanya padamu, aku akan merasa rindu…

A Ling

(A Ling –> Ikal, halaman 280-281)